Budidaya jangkrik - Setelah postingan yang lalu membahasa tentang budidaya kroto, yang juga sebagai salah
satu bentuk wirausaha dalam bidang peternakan, budidaya jangkrik mampu bertahan
sebagai alternatif usaha sampingan yang banyak menghasilkan keuntungan. Budidaya jangkrik ini ada dua macam,
pertama budidaya bibit atau telur jangkrik, kedua budidaya jangkrik muda
sebagai pakan burung, bahan baku pakan dan lain sebagainya.
Budidaya bibit jangkrik atau telur jangkrik
Bibit telur jangkrik bisa dibeli dari pedagang jangkrik di pasar
burung. Tidak ada jaminan telur menetas semua, paling 70%, atau bahkan tidak
menetas. Telur yang bagus berwarna putih atau kekuning-kuningan, tak ada flek
hitam di tengah (tanda telur mati). Yang bengkok atau hitam semua, jelek. Kalau
hitamnya hanya di ujung, telur itu sudah tua, mau menetas.
Penetasan Telur Jangkrik
Masih termasuk budidaya jangkrik. Telur
yang sudah terbungkus kain lembap diletakkan dalam wadah penetasan, semisal
toples. Umur telur yang dijual di pasar bervariasi, mulai dari H-2 (kurang dua
hari menetas), H-3 (kurang tiga hari), atau H-4 (kurang empat hari menetas),
dst. Telur menetas kurang lebih 8 – 10 hari sejak dipanen.
Anak-anak
jangkrik yang baru menetas berwarna terang dan berubah menjadi hitam atau
kecoklatan beberapa jam kemudian. Kalau ada yang menetas, kain harus segera
dibuka, dan anak jangkrik “diusir” keluar dari kain itu. Kalau tidak, anakan
itu bisa mati atau saling memakan sesamanya, atau memakan telur yang belum
menetas.
Tunggu
sampai 2 – 4 hari setelah menetas. Kalau telur belum juga habis, mungkin masih
ada telur yang belum saatnya menetas, telur mati atau busuk. Telur mati
berwarna coklat mengkilap atau hitam berjamur. Kalau telur berjamur atau busuk,
pertanda kelembapannya terlalu tinggi. Sebaliknya, terlampau kering, telur akan
mati.Pakan sayuran.
Pakan
jangkrik baru menetas berupa sayuran seperti sawi, bayam, kangkung, gambas,
wortel atau kulit wortel, kulit pisang, dll. Wortel, timun, atau sayuran berair
dipotong-potong sebesar batang korek api, supaya anak jangkrik tidak menempel
di permukaannya yang basah dan mati. Juga jangan sampai terkena percikan air,
karena bisa mematikan anak jangkrik yang baru menetas.
Untuk anak jangkrik muda, pakan diberikan sehari sekali, pagi atau
sore. Sebelum dikasih pakan baru, sisa pakan sebelumnya diangkat dulu.
Kandang Pembesaran
Budidaya jangkrik ini setelah
berumur lebih dari 10 hari, anak jangkrik bisa diberi pakan tambahan berupa
ramuan. Pakan ramuan ditaruh dalam wadah agak datar, seperti tatakan
gelas/cangkir. Penempatannya di ujung-ujung kandang. Meskipun sudah diberi
pakan ramuan, sayuran tetap diberikan. Ramuan itu bisa berupa campuran tepung
kedelai, tepung beras merah, tepung kacang hijau, tepung jagung, dan tepung
ikan.
Tidak
perlu disediakan minum. Dedaunan jangan disemprot air karena bisa bikin tubuh jangkrik
lembek dan cepat mati.
Umur 10 hari ke atas, anak jangkrik bisa dibesarkan di alam (bila
ingin menghasilkan indukan alam). Atau, mereka bisa dipindah dari stoples ke
kandang pembesaran berukuran 90 cm (panjang) x 30 cm (lebar) x 60 cm (tinggi).
Bisa juga pakai drum bekas. Ukuran kandang tidak baku, bisa lebih besar atau
lebih kecil, tergantung jumlah jangkrik. Yang penting kandang aman dari semut,
tikus, dan cicak. Kandang tidak tercemar bebauan bahan kimia yang bisa
mematikan jangkrik.
Panen jangkrik muda dan calon indukan
Umur 30
– 40 hari, anak jangkrik tumbuh menjadi clondo atau dogolan (jangkrik muda).
Clondo bisa dipanen dan dijual sebagai pakan burung dan ikan arwana.
Kalau belum ingin menjual, clondo bisa terus dipelihara untuk
dijadikan indukan. Kira-kira berumur 2 – 4 bulan. Indukan ini bisa dijual atau
dijadikan bibit untuk menghasilkan telur.2. Bibit indukan
Bibit indukan dijual di pasar burung. Indukan yang bagus berpantat panjang, hitam atau coklat kehitaman, dan “jarumnya” juga sudah hitam. Biasanya jangkrik punya tanda “kalung” di “leher”. Sepasang harganya Rp 1.000,- – Rp 1.500,-. Pilih jangkrik dengan sungut (antena) masih lengkap.
Bibit indukan dijual di pasar burung. Indukan yang bagus berpantat panjang, hitam atau coklat kehitaman, dan “jarumnya” juga sudah hitam. Biasanya jangkrik punya tanda “kalung” di “leher”. Sepasang harganya Rp 1.000,- – Rp 1.500,-. Pilih jangkrik dengan sungut (antena) masih lengkap.
Kandang
bisa dibuat sendiri dari bahan kayu dan tripleks. Atau membeli kandang jadi,
harganya Rp 150 ribu – Rp 200 ribu. Ukuran kandang 90 – 120 cm (panjang) x 30
cm (lebar) x 60 cm (tinggi), tergantung jumlah jangkrik.
Pakannya sama seperti jangkrik dewasa yakni pakan ramuan dan
dedaunan. Bisa pula diberi taoge, jagung muda, dan vitamin khusus jangkrik yang
disemprotkan pakai semprotan ke sayuran supaya menghasilkan banyak telur.
Tempat bertelur
Perbandingan
jantan dan betina 1 : 5 (ada juga 1 : 10). Ada kalanya makin kecil rasionya,
hasil telur makin banyak. Karena seekor betina bisa dibuahi berkali-kali oleh
banyak pejantan.
Di alam,
jangkrik betina yang akan bertelur menyuntikkan ujung “jarumnya” ke celah-celah
tanah lembap. Oleh karena itu, dalam budidaya jangkrik kelembapan perlu dijaga.
Untuk
sarang bertelur, dalam kandang disediakan media pasir halus dalam wadah ceper
(tatakan cangkir) dengan kedalaman 1,5 – 2 cm. Pasir dicuci bersih atau
disangrai dulu. Jangkrik akan menusukkan “jarumnya” berulang-ulang ke dalam
media pasir. Jumlah telur kira-kira 150 – 300 butir per ekor. Media bertelur
bisa juga dari tumpukan kain berpori kasar yang dilembapi.
Setelah bertelur, jangkrik betina kehabisan energi dan 15 – 30
hari kemudian mati. Ada juga jangkrik betina yang kuat dan dapat kawin lagi
setelah periode bertelur pertama. Hanya saja mutu telurnya kurang bagus.
Panen telur
Untuk
memanen telur dalam media pasir, perlu diayak dan telur akan tertinggal di
ayakan. Kalau medianya kain, telur-telur yang menancap pada pori-pori kain
disapu pakai kuas kecil supaya terlepas.
Telur
yang sudah dipanen diletakkan di atas sepotong kain lembap kemudian kain
dilipat, dan diberi catatan tanggal bertelur supaya usia telur diketahui.
Telur-telur yang terbungkus kain lembap itu disimpan dalam stoples dan siap
dijual sebagai bibit atau ditetaskan sendiri.
0 Response to "Cara Budidaya Jangkrik"
Posting Komentar